Friday, April 24, 2009

Herlina br. Hutagalung

Siswi Sekolah Kebidanan Medan

Nama: Herlina br. Hutagalung (O. Mischa Boru)
Bapak: Mayor Polisi Polin Hutagalung
Ibu: Eperia br. Tarihoran
Lahir: Sibolga, 20 April 1947
Baptis: HKBP Sibolga Julu, Sibolga, 8 Juli 1947
Sidi: HKBP Pangkalan Brandan, Pangkalan Brandan, 8 Maret 1964

Pendidikan:
SD Pangkalan Brandan
SMP Pangkalan Brandan
Sekolah Kebidanan, Medan

Menikah: HKBP Siborong-borong, Siborong-borong, 27 Agustus 1970
Wafat: Medan, 10 September 2006
Makam: Pekuburan Keluarga Lumbantobing, Pagarbatu
Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat: Jl. Flamboyan Raya Blok B No.61, Tanjung Selamat, Medan



Bulan Madu di Pangururan Samosir


Medan 1983


Kegiatan Dharma Wanita, Sidikalang 1983


Kegiatan Dharma Wanita, Sibolga 1985


Sibolga 1986


Kuala Lumpur 2002


Keluarga Hutagalung di Waikiki, 2003


Medan, 2004


Jakarta, 2005


Disemayamkan di Waikiki Medan, 10 September 2006

dr. Bernhard Lumbantobing




dr. Bernhard Jules Lumbantobing SKM

Nama: dr. Bernhard Jules Lumbantobing SKM (O. Mischa Doli)
Bapak: Wilmar Lumbantobing
Ibu: Helena br. Tampubolon
Lahir: Pagarbatu, 8 Januari 1936
Baptis: HKBP Pagarbatu, Pagarbatu, 15 Maret 1936
Sidi: HKBP Pagarbatu, Pagarbatu, 25 Mei 1936

Pendidikan:
1944 – 1950 SR, Pagarbatu
1950 – 1953 SMP, Sibolga
1953 – 1956 SMA Nasrani 2, Medan
1956 – 1957 Seminari HKBP, Sipoholon
1957 – 1959 Fakultas MIPA Farmasi Universitas Gajahmada, Jogjakarta
1959 – 6 Jun 1970 Fakultas Kedokteran Umum S1, USU, Medan
1976 – 18 Feb 1977 Fakultas Kesehatan Masyarakat S1, UI, Jakarta

Menikah: HKBP Siborong-borong, Siborong-borong, 27 Agustus 1970
Wafat: Sibolga, 29 Januari 1989
Makam: Pekuburan Keluarga Lumbantobing, Pagarbatu
Pekerjaan:
RSU Nainggolan Samosir
RSU Tarutung
IKES Medan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi
Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Sibolga
Alamat: Jl. S. Parman No.6 Simare-mare, Sibolga



Menikah di Gereja HKBP Siborong-borong


Bersama keluarga di Tarutung, 2 Juni 1973


Bersama keluarga di Medan


Mabar, Medan


Bermain catur adalah salah satu hobbynya...


Wisuda Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 1976

Bersama keluarga di Sidikalang, 9 Juni 1983

Kunjungan kerja di Padang


Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Sibolga


Disemayamkan di Sibolga dan dimakamkan di Pagarbatu

Wilmar Lumbantobing - Helena br. Tampubolon


Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon


Bersama cucu di Mabar Medan


Ulangtahun ke-75 di Pagarbatu


Ulangtahun ke-81 di Tarutung


Ulangtahun ke-81 di Tarutung


Rumah Pagarbatu tahun 80-an


Di Jl. PWS Medan

Helena br. Tampubolon disemayamkan di Pagarbatu


Wilmar Lumbantobing disemayamkan di Pagarbatu

Sejarah Lumbantobing dari Pagarbatu


Siopat Pisoran adalah kumpulan marga marga yang merupakan keturunan (pinompar) dari Ompu Guru Mangaloksa Hasibuan. Guru Mangaloksa Hasibuan adalah anak kedua dari Si Raja Hasibuan. Guru Mangaloksa merantau dari Toba ke Rura Silindung dan menikah dengan boru Pasaribu yang merupakan penduduk setempat dan melahirkan 4 orang anak dan boru.

Keempat anak tersebut bernama: Si Raja Nabarat, Si Raja Panggabean, Si Raja Hutagalung dan Si Raja Hutatoruan dan mereka memulai marga baru dengan nama ini. Si Raja Hutatoruan mempunyai dua orang anak laki laki yang langsung memulai marga baru yaitu marga Si Raja Hutapea dan Si Raja Lumbantobing. Pada awalnya semua boru Hutapea dan boru Lumbantobing selalu memakai marga Hutatoruan sehingga dikenal sebagai boru Hutatoruan tapi lama kelamaan hal ini ditinggalkan.

Sampai saat ini masih sering terdengar perbedaan pendapat tentang siapakah yang tertua diantara marga Hutabarat dan Panggabean. Marga Hutagalung, Hutapea dan Lumbantobing mengakui Hutabarat sebagai yang tertua tapi marga Panggabean menentang dengan mengatakan bahwa pada saat mereka lahir, marga Hutagalung, Hutapea dan Lumbantobing belum lahir.

Untuk meredakan perseteruan ini, sering diambil jalan tengah pada saat pembagian jambar adat dengan mengatakan: “jambar ni dongan sabutuha Hutabarat Panggabean, Panggabean Hutabarat” ataupun ““jambar ni hula-hula Hutabarat Panggabean, Panggabean Hutabarat”. Tapi diatas kertas marga Hutabarat selalu mendahului marga Panggabean.

Sekarang ini yang dikenal sebagai Siopat Pisoran dari Silindung adalah:
1. Hutabarat
2. Panggabean dan Simorangkir
3. Hutagalung
4. Hutapea dan Lumbantobing

Si Raja Manahan Laut Lumbantobing adalah:
1. Generasi ke-13 marga Lumbantobing
2. Generasi pertama dari garis keturunannya yang menganut agama Kristen
3. Generasi tertua dari keluarga besar Si Raja Manahan Laut Lumbantobing yang masih bisa ditemui kuburannya.





Kuburan Si Raja Manahan Laut Lumbantobing (Abraham Lumbantobing) dan kedua istrinya yaitu Sara br. Hutabarat dan Rachel br. Pasaribu di Pekuburan Keluarga Lumbantobing Sitakka, Tarutung


Si Raja Manahan Laut Lumbantobing mempunyai 7 orang anak dan beberapa boru. Dari Sara br. Hutabarat yaitu Jacobus Lumbantobing dan dari Rachel br. Pasaribu yaitu Raja Isak Lumbantobing, Petrus Lumbantobing, Daniel Lumbantobing, Baginda Hiskia Lumbantobing, Gr. Andreas Lumbantobing dan Jeremia Lumbantobing.




Guru Andreas dan Theresia br. Tampubolon


Guru Andreas Panisean Lumbantobing lahir di Tarutung, 22 Agustus 1864 dan wafat di Pagarbatu, 29 April 1930. Gr. Andreas Lumbantobing merantau mengikuti saudaranya Raja Isak Lumbantobing dan membuka desa baru di Silangkitang yang diberi nama Pagarbatu.

Gr. Andreas Lumbantobing menikah dengan Theresia br. Tampubolon, boru dari Tokke Samuel Tampubolon dan br. Lumbantobing. Theresia br. Tampubolon di Porsea, 10 Juli 1866 dan wafat di Pagarbatu, 29 April 1933. Gr. Andreas dan Theresia br. Tampubolon dimakamkan di Pekuburan Keluarga Lumbantobing Pagarbatu.

Gr. Andreas Lumbantobing dan Theresia br. Tampubolon mempunyai 10 orang anak yang terdiri dari 3 anak dan 7 boru. Anak anaknya adalah:
1. Gr. Methodius Cyrellus Lumbantobing - Johanna br. Simanungkalit
2. Gr. Pangulu Lumbantobing - Margareta br. Simorangkir dan
3. Wilmar Lumbantobing - Helena br. Tampubolon.

Sedangkan borunya adalah:
1. Victoria br. Lumbantobing - Hutabarat (Sidikalang)
2. Adelaide br. Lumbantobing - Hutagalung (Pagarbatu)
3. Nelly br. Lumbantobing - Gr. Gerhard Manalu (Hutatinggi)
4. Jenny br. Lumbantobing - Pendeta Hutauruk (Sipoholon)
5. Yulia br. Lumbantobing - Hutabarat
6. Louise br. Lumbantobing - Hutabarat (Titi Rante Medan) dan
7. Anna br. Lumbantobing - Deris Siagian (Kuching Malaysia).



Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon

Wilmar Lumbantobing adalah anak ke-9 dari Gr. Andreas Lumbantobing dan Theresia br. Tampubolon yang lahir di Pagarbatu 14 September 1906 dan wafat di Tarutung, 8 Juni 1994. Wilmar Lumbantobing menikah dengan paribannya Helena br. Tampubolon, boru dari Henok Tampubolon dan br. Siagian dari Porsea. Helena br. Tampubolon lahir di Tanjung Balai, 25 Oktober 1907 dan wafat di Tarutung, 3 Juli 1989. Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon dimakamkan di Pekuburan Keluarga Lumbantobing Pagarbatu dan merupakan satu satunya anak dari Gr. Andreas Lumbantobing yang dimakamkan disana. Wilmar Lumbantobing adalah cucu yang terakhir wafat dari Si Raja Manahan Laut Lumbantobing dari garis keturunan anak laki laki (generasi ke-15).

Wilmar Lumbantobing sempat merantau dimasa mudanya di Jakarta dan bekerja di kantor Pajak namun memutuskan untuk pulang ke Pagarbatu untuk mengurus orangtuanya yang sudah sakit sakitan. Beliau juga pernah bermukim di Sibolga dan bekerja sebagai laveransir. Hari tuanya dihabiskan di Pagarbatu sebagai petani sampai akhir hayatnya.

Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon mempunyai 7 orang anak yang terdiri dari 3 anak dan 4 boru. Keturunannya adalah:
1. Elsyeria br. Lumbantobing - Jafar Hutajulu (Sibolga)
2. Nursiti br. Lumbantobing - Toga Sianturi (Tarutung)
3. Marihot br. Lumbantobing
4. dr. Bernhard Lumbantobing SKM - Herlina br. Hutagalung
5. Parlaungan Lumbantobing
6. Fritz Haratua Lumbantobing - Betty br. Sihombing (Jakarta) dan
7. Pininta br. Lumbantobing - Pangeran Bakkara (Cengkareng).

Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon juga mempunyai seorang anak angkat yang bernama Tjokro Lumbantobing yang menikah dengan Tiosana br. Tampubolon dan bertempat tinggal di Surabaya.

Cucu-cucu dari Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon adalah:
1. Selly br. Hutajulu - Sukiman Lumbangaol (Tangerang)
2. Marlen Hutajulu - Erita Dame Ina br. Lumbantobing (Tangerang)
3. Leonard Hutajulu - Rery Isti Purwanti Soekarjolelo (Bogor)
4. Ganda Hutajulu - Evi Hariati br. Betawi (Cengkareng)
5. Hotma Hutajulu - Adriana Febrina Gunarti br. Ritonga (Tangerang)
6. Sahat Hutajulu - Sri br. Palembang (Sibolga)
7. Rita br. Hutajulu - Sabaranda Gultom (Sibolga)
8. Ebert Lumbantobing (Australia)
9. Irmauli br Lumbantobing - Andi Hasoloan Lumbanraja (Bogor)
10. Indira br Lumbantobing -Indra Marpaung (Bekasi)
11. Erwin Lumbantobing - Astrid br. Tanjung (Jakarta)
12. Ezra Lumbantobing (Medan)
13. Diego Lumbantobing (Jakarta)
14. Steffi br. Lumbantobing (Jakarta)
15. Elida br. Bakkara (Cengkareng)
16. Samuel Bakkara (Cengkareng)
17. Emerencia br. Bakkara (Cengkareng)
18. Amos br. Bakkara (Cengkareng)

Cucu lainnya yang merupakan anak angkat dari anak anak mereka adalah:
1. Helena br. Hutajulu - B. F. Tambunan (Medan)
2. Herawati Dayak br. Hutajulu - Karamuddin Pangaribuan (Palangkaraya, Kaltim)
3. Erita Dame Ina br. Lumbantobing - Marlen Hutajulu (Tangerang)



dr. Bernhard Lumbantobing SKM - Herlina br. Hutagalung

dr. Berhard Jules Lumbantobing SKM adalah anak ke-4 dari Wilmar Lumbantobing dan Helena br. Tampubolon yang lahir di Pagarbatu 8 Januari 1936 dan wafat di Sibolga 29 Januari 1989. Berhard Lumbantobing menyelesaikan SR di Pagarbatu, SMP di Tarutung dan SMA di Perguruan Kristen 1 Medan. Berhard Lumbantobing sempat bersekolah di Sekolah Seminari Sipoholon dan Fakultas Farmasi UGM Jogjakarta sebelum akhirnya menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran USU Medan tahun 1970.

Kariernya sebagai dokter muda dimulai di Rumah Sakit Umum Pangururan Samosir dan Rumah Sakit Umum Tarutung. Setelah beberapa tahun bekerja di IKES Medan di bagian P2M akhirnya pada tahun 1979 dia menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi di Sidikalang dan tahun 1984 sampai akhir hidupnya sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Sibolga.

Berhard Lumbantobing menikah pada tanggal 27 Agustus 1970 dengan Herlina br. Hutagalung, boru dari Mayor Polisi Polin Hutagalung dan Eperia br. Tarihoran. Herlina br. Hutagalung lahir di Sibolga 20 April 1947 dan wafat di Medan 10 September 2006.

Setelah menjanda, Herlina beberapa kali berpindah rumah sambil menyekolahkan kelima anak anaknya sebelum akhirnya menetap dan wafat di Perumahan Waikiki Medan.


Bernhard Lumbantobing dan Herlina br. Hutagalung mempunyai 5 orang anak yaitu 3 anak dan 2 boru serta seorang boro angkat yaitu:
1. Ebert Lumbantobing (Australia)
2. Irmauli br Lumbantobing - Andi Hasoloan Lumbanraja (Bogor)
3. Indira br Lumbantobing -Indra Marpaung (Bekasi)
4. Erwin Lumbantobing - Astrid br. Tanjung (Jakarta)
5. Ezra Lumbantobing (Medan)
6. Erita Dame Ina br. Lumbantobing - Marlen Hutajulu (Tangerang).

Cucu-cucu dari Bernhard Lumbantobing dan Herlina Hutagalung adalah:
1. Patricia Br. Marpaung
2. Natasha br. Marpaung
3. Hansel Gerald Marpaung
4. Mischa Lumbantobing
5. Matthew Lumbantobing
6. Sondang Br. Hutajulu
7. Erich Hutajulu